Suara Azan saling bersahutan! Subuh nan indah kami mulai
dengan Shalat Berjamaah di mesjid, 2 rakaat memulai aktifitas hari yang
pastinya cerah! Sepotong roti dan segelas air cukup mengisi perut yang kosong
semenjak di tinggal makan malam, dengan semagat berwisata kami melangkah
menelilingi kota bersejarah “koetaradja” Banda Aceh.
Dari base wisata jalan Kaki di Kawasan Neusu Jaya, Banda Aceh
langkah kaki kami melewati komplek Meliter Kodam Iskandar Muda, dimana bangunan
komplek yang merupakan peninggalan Belanda masih kokoh dan terawat! Bangunan berkontruksi
rumah panggung berjejer di mengelilingi lapangan olah raga Komplek tersebut.
Tak jauh dari komplek meliter tersebut langkah kaki menuju “Gunongan”,
ya bangunan yang berkontruksi beton bercat putih merupakan peninggalan sejarah
kisah Putro Phang!
Udara segar dengan jumlah kendaraan yang masih sedikit di
jalanan, para pejalan kaki dan sesekali para pesepeda tampak di jalanan nan
bersih dan asri dimana berkat petugas kebersihan yang selulu sigap dalam
menjaga kebersihan kota.
Langkah selanjutnya kami arahkan ke Lapangan Blang Padang,
banyak terlihat masyarakat yang jogging dan jalan santai bersama keluarga
maupun rekannya masing-masing. Lapangan Blang Padang Ini juga terdapat monument
Terima kasih dimana di sekeliling lapangan terdapat ucapan terima kasih yang
ditulis dengan bahasa yang berbeda-beda terdiri dari berbagai Negara yang telah
membantu Aceh dalam Musibh Tsunami 26 Desember 2004 silam. Dilapangan ini juga
terdapat monument pesawat RI-001, replika pesawat yang di sumbangkan oleh
masyarakat Aceh dahulunya untuk Indonesia.
Di sisi utara lapangan tersedia jajanan untuk sarapan pagi
setelah berolah raga pagi, kami pun menyempatkan istirahat sejenak mengisi energy
kembali sambil menunggu Museum Tsunami di buka, yang letak museum tersebut di
seberang jalan lapangan Blang Padang!
Sekitar pukul 09:00 pagi Museum tsunami pun tujuan kami. Ya museum
ini memiliki daya tarik tesendiri! Dimana di dalamnya banyak terdapat unsur edukasi
khususnya tentang Musibah Tsunami yang terjadi di Aceh, dari Pintu masuk yang
terkesan gelap, Ramp Cerobong, Jembatan Perdamaian,ruang pamer temporer, ruang
Audio Visual, ruang simulasi, perpustakaan serta ruang Sauvenir tak kami
lewatkan!! Banyak ilmu yang bisa di ambil selama berkunjung ke meuseum Tsunami
dimana petugas museum yang yang sigap Dan ramah-ramah yang terus mendampingi
kami dalam memberikan informasi setiap itemnya dari pintu masuk hingga pintu
keluar!
Sebagai Informasi Museum Tsunami di buka setiap hari selasa
sampai dengan Minggu dari jam 09:00 s/d 12:00 istirahat sesaat buka kembali dari pukul 14:00 s/d 16:30 WIB,
untuk hari Jum’at buka pukul 09:00 S/d 11:30 di buka kembali pukul 14:30 s/d
16:30. Untuk Anda ketahui bahwa Meuseum tsunami tutup di hari senin, hari libur
Nasional.
Perjalanan pun kita lanjutkan!! Kali ini kita menuju Mesjid
paling Bersejarah apa lain kalau bukan Mesjid Raya Baiturrahman (MRB), Jangan
hanya sekedar Foto di Mesjid ini, anda harus mennyempatan shalat berjamaah di Mesjid ini. Namun jika belum
tiba waku shalat tidak salahnya kita bisa shalat sunat di dalam mesjid Ini. Sebagai informasi di mesjid ini anda bisa
memuntut ilmu agama yang setiap harinya selepas shalat magrib dan subuh, dengan
berbagai ilmu yang di berikan oleh nara sumber yang berbeda-beda! Mesjid Raya
Baiturrahman cocok buat wisata religi Anda!
Setelah shalat di MRB kita bergeser sedikit bergerak kembali
ke seberang jalan, di mana terdapat tiang warna warni yang menjadi daya tarik
rersendiri dimana kesannya Banda Aceh Penuh Warna! Untuk anda ketahui tiang
tersebut dulunya akan di bangun Hotel, Namun terkendala! Sebelumnya lokasi
tersebut merupakan hotel Aceh dengan kontruksi Belanda!
Bergerak di sebelahnya terdapat Taman Sari, taman yang
sering digunakan oleh masyarakat untuk berekeasi dan lokasinya pessis didepan
Balai Kota Banda Aceh. Di taman sari ini terdapat tugu Proklamasi, dan beberapa
permainan anak!! Alangkah sayangnya dulu sebelum gempa dan tsunami aceh di taman
ini juga terdapat tower air yang menjulang tinggi persis mirip seperti batang
jamur! Tower tersebut sudah di rubuhkan demi kenyamanan besama, karena
kondisinya sudah tidak layak lagi berdiri akibat gempa 26 Desember 2004.
Perjalan kaki kami lanjutkan kearah timur tak jauh dari
taman sari!! Terdapat Meuligo Aceh, Pendopo Gubernur Aceh, Komplek Makam Sultan
Iskandar Muda dan Meuseum Aceh yang lokasinya bersebelahan antara satu dan
lainya!
Di Halaman makam berjejer beberapa jenis Senjata peninggalan
Belanda yang Di pajang rapi, mengarah ke Krueng Daroy, Sungai yang terletak di
depannya yang melewati taman Putro Phang dan Meuligo Gubernur sebelumnya.
Di Meuseum Aceh Kita dapat Melihat , Rumah Adat Aceh “Rumoh
Aceh” beserta isinya! Serta beberapa pajangan bersejarah yang masih tersimpan
baik oleh pengelolanya, di halaman museum juga terdapat Lonceng “Cakradonnya”
lonceng peninggalan yang ukuran nya lebih besar seperti biasanya!!
Kakipun sudah lelah, badan pun butuh istirahat kami
mengambil kesimpulan mengakhiri wisata jalan kaki untuk area Kecamatan
Baiturrahman!
Berwisata jalan kaki lebih asik, lebih banyak view yang bisa
diabadikan,yang pastinya bikin sehat! bersama Ridho Ilahi Dan Hamdi yang merupakan
Guru Muda SM3T Yang datang dari Sumatra Barat, juga di temani oleh Hendrayana
ST kami telah mencobanya!! Semoga bermanfaat
bagi Pariwisata Aceh Khususnya Kota Banda Aceh!
Catatan Ku :)
@si_joey
79C507DB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar